Kamis, 12 Desember 2013

utsukushii wonosobo

Suasana acara tahunan di Wonosobo










Senin, 02 Desember 2013

lirik lagu KOINIOCHITE_OLIVIA

Moshimo negai ga kanau nara
Toiki wo shiroi bara ni kaete
Aenai hi ni wa heyajuu ni kazarimashou
Anata wo omoinagara
Darling, I want you aitakute
Tokimeku koi ni kakedashi sou na no
Maigo no you ni tachisukumu
Watashi wo sugu ni todoketakute
Daiyaru mawashite te wo tometa
I'm just woman
Fall in love
If my wishes can be true
Will you change my sighs
To roses, whiter roses
Decorate them for you
Thinkin' 'bout you every night
And find out where I am
I am not
Livin' in your heart
Darling, I need you dou shite mo
Kuchi ni dasenai negai ga aru no yo
Doyou no yoru to nichiyou no
Anata ga itsumo hoshii kara
Daiyaru mawashite te wo tometa
I'm just woman
Fall in love
Darling, you love me ima sugu ni
Anata no koe ga kikitaku naru no yo
Riyote de hoho wo osaete mo
Tohou ni kureru yoru ga kirai
Daiyaru mawashite te wo tometa
I'm just a woman
Fall in love

Selasa, 24 September 2013

Kanji no bushu ( Jumlah coretan bushu )

Sesuai dengan letaknya bushu diklasifikasikan dalam 7 kelompok, yaitu :

1. Hen, bushu yang terletak di sebelah kiri kanji
2. Tsukuri, bushu yang terletak di sebelah kanan kanji
3. Kanmuri bushu yang terletak di sebelah atas kanji
4. Ashi bushu yang terletak di sebelah bawah kanji
5. Tare bushu yang terletak di sebelah atas dan menyambung ke samping kiri kanji
6. Kamae bushu yang terletak di sekeliling / mengelilingi kanji
7. Nyoo bushu yang terletak di sebelah kiri dan menyambung ke bawah kanji


 Macam-macam Bushu

Dari 7 kelompok bushu yang terdapat dijabarkan dalam kamus kanji (Kanwa Jiten) tersusun dalam 236 macam bushu yang ditulis berdasarkan jumlah coretannya dari coretan yang paling sedikit yaitu 1 coretan sampai dengan coretan yang terbanyak yaitu 17 coretan. Untuk lebih mengenal macam-macam bushu berdasarkan jumlah coretabbnya, penulis mengutipnya dalam indek bushu (bushu sakuin) sebagai berikut :

Bushu dengan 1 coretan berjumlah 7 buah, meliputi :
一 丨 丶 丿 乙 乚 亅.

Bushu dengan 2 coretan berjumlah 22 buah, meliputi :
二 亠 人 イ 儿 入 八 冂 冖 冫 几 凵 刀 刂力 勹 匕 匸 十 卜 卩 厂 厶 又

Bushu dengan 3 coretan berjumlah 40 buah,meliputi :
口 匚 囗 土 士 夂 夊 夕 大 女 子 宀 寸 小 尢 尸 屮 山
巛 川 工 己 巳 巾 干 幺 广 廴 廾 弋 弓 彑 彐 彡 彳 忄
扌 氵 犭 辶

Bushu dengan 4 coretan berjumlah 41 buah,meliputi :
心 戈 戸 手 支 攴 攵 文 斗 斤 方 旡 无 日 曰 月 木

止 歹 殳 毌 毛 氏 气 水 火 灬 爪 爫 父 爻 爿 片 牙 牜
犬 尣 王 礻 辶

Bushu dengan 5 coretan berjumlah 25 buah,meliputi :
玄 玉 瓜 瓦 甘 生 用 田 疋 疒 癶 白 皮 皿 矛 矢 石 礻
禾 穴 立 氺 牙 罒 衤

Bushu dengan 6 coretan berjumlah 26 buah,meliputi :
竹 米 糸 羊 羽 老 老 而 耒 耳 聿 肉 自 至 臼舌 舛 舟
色 虍 虫 血 行 衣 西 瓜

Bushu dengan 7 coretan berjumlah 25 buah,meliputi :
臣 見 角 言 谷 豆 豕 豸 貝 赤 走 足 身 車 辛 辰 辵 邑
酉 釆 里 臼 舛 镸 麦

Bushu dengan 8 coretan berjumlah 9 buah,meliputi :
金 門 阜 隶 隹 雨 青 非 斉

Bushu dengan 9 coretan berjumlah 11 buah,meliputi :
面 革 韋 韭 音 頁 風 飛 食 首 香

Bushu dengan 10 coretan berjumlah7 buah,meliputi :
馬 骨 高 髟 鬲 鬼 竜

Bushu dengan 11 coretan berjumlah 9 buah,meliputi :
魚 鳥 鹵 鹿 麥 麻 黄 黒 亀

Bushu dengan 12 coretan berjumlah 4 buah,meliputi : 黍 黒 黹 歯

Bushu dengan 13 coretan berjumlah 3 buah,meliputi : 黽 鼎 鼠

Bushu dengan 14 coretan berjumlah 2 buah,meliputi : 鼻 齊

Bushu dengan 15 coretan berjumlah 1 buah,meliputi : 齒

Bushu dengan 16 coretan berjumlah 2 buah,meliputi : 龍 龜

Bushu dengan 17 coretan berjumlah 1 buah,meliputi :龠

Jumat, 05 Juli 2013

Ikebana,Seni merangkai bunga khas Jepang



Ikébana (生花) adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput-rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Ikebana berasal dari Jepang tapi telah meluas ke seluruh dunia. Dalam bahasa Jepang, Ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (華道, ka, bunga; do, jalan kehidupan) yang lebih menekankan pada aspek seni untuk mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga.
Di dalam Ikebana terdapat berbagai macam aliran yang masing-masing mempunyai cara tersendiri dalam merangkai berbagai jenis bunga. Aliran tertentu mengharuskan orang melihat rangkaian bunga tepat dari bagian depan, sedangkan aliran lain mengharuskan orang melihat rangkaian bunga yang berbentuk tiga dimensi sebagai benda dua dimensi saja.
Pada umumnya, bunga yang dirangkai dengan teknik merangkai dari Barat (flower arrangement) terlihat sama indahnya dari berbagai sudut pandang secara tiga dimensi dan tidak perlu harus dilihat dari bagian depan.
Berbeda dengan seni merangkai bunga dari Barat yang bersifat dekoratif, Ikebana berusaha menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan warna. Ikebana tidak mementingkan keindahan bunga tapi pada aspek pengaturannya menurut garis linier. Bentuk-bentuk dalam Ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi, dan manusia.
Bunga yang dirangkai cara Ikebana







Asal-usul
Asal-usul Ikebana (いけばな) adalah tradisi mempersembahkan bunga di kuil Buddha di Jepang. Ikebana berkembang bersamaan dengan perkembangan agama Buddha di Jepang di abad ke-6.
Ada penelitian yang mengatakan Ikebana berasal dari tradisi animisme orang zaman kuno yang menyusun kembali tanaman yang sudah dipetik dari alam sesuai dengan keinginannya. Di zaman kuno, manusia merasakan keanehan yang terdapat pada tanaman dan mengganggapnya sebagai suatu misteri. Berbeda dengan binatang yang langsung mati setelah diburu, bunga atau bagian tanaman yang sudah dipetik dari alam bila diperlakukan dengan benar tetap mempertahankan kesegaran sama seperti sewaktu masih berada di alam. Manusia yang senang melihat "keanehan" yang terjadi kemudian memasukkan bunga atau bagian tanaman yang sudah dipotong ke dalam vas bunga. Manusia zaman kuno lalu merasa puas karena menganggap dirinya sudah berhasil mengendalikan peristiwa alam yang sebelumnya tidak bisa dikendalikan oleh manusia.
Ketakjuban manusia terhadap tumbuhan yang dianggap mempunyai kekuatan aneh juga berkaitan dengan pemujaan tanaman yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen). Manusia zaman dulu yang tinggal di negeri empat musim percaya bahwa kekuatan misterius para dewa menyebabkan tanaman selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan tidak merontokkan daunnya di musim dingin.
Sejarah seni merangkai bunga
Menurut literatur klasik seperti Makura no sōshi yang bercerita tentang adat istiadat Jepang, tradisi mengagumi bunga dengan cara memotong tangkai dari sekuntum bunga sudah dimulai sejak zaman Heian. Pada mulanya, bunga diletakkan di dalam wadah yang sudah ada sebelumnya dan kemudian baru dibuatkan wadah khusus untuk vas bunga.
Ikebana dalam bentuk seperti sekarang ini baru dimulai para biksu di kuil Chōhōji Kyoto pada pertengahan zaman Muromachi. Para biksu kuil Chōhōji secara turun temurun tinggal di kamar () di pinggir kolam (ike), sehingga aliran baru Ikebana yang dimulainya disebut aliran Ikenobō.
Di pertengahan zaman Edo, berbagai kepala aliran (Iemoto) dan guru besar kepala (Sōke) menciptakan seni merangkai bunga gaya Tachibana atau Rikka yang menjadi mapan pada masa itu.
Di pertengahan zaman Edo hingga akhir zaman Edo, Ikebana yang dulunya hanya bisa dinikmati kalangan bangsawan atau kaum samurai secara berangsur-angsur mulai disenangi rakyat kecil. Pada zaman itu, Ikebana gaya Shōka (seika) menjadi populer di kalangan rakyat.
Aliran Mishōryū, aliran Koryū, aliran Enshūryū dan aliran Senkeiryū melahirkan banyak guru besar dan ahli Ikebana yang memiliki teknik tingkat tinggi yang kemudian memisahkan diri membentuk banyak aliran yang lain.
Ikebana mulai diperkenalkan ke Eropa pada akhir zaman Edo hingga masa awal era Meiji ketika minat orang Eropa terhadap kebudayaan Jepang sedang mencapai puncaknya. Ikebana dianggap memengaruhi seni merangkai bunga Eropa yang mencontoh Ikebana dalam line arrangement.
Sejak zaman Edo lahir banyak sekali aliran yang merupakan pecahan dari aliran Ikenobō. Pada bulan Maret 2005 tercatat 392 aliran Ikebana yang masuk ke dalam daftar Asosiasi Seni Ikebana Jepang.
Gaya Rangkaian dalam Ikebana
Ada 3 gaya dalam Ikebana, yaitu : rikka, shoka dan jiyuka.
Rikka (Standing Flower)adalah ikebana gaya tradisional yang banyak dipergunakan untuk perayaan keagamaan. Gaya ini menampilkan keindahan landscape tanaman. Gaya ini berkembang sekitar awal abad 16. Ada 7 keutamaan dalam rangkaian gaya Rikka, yaitu : shin, shin-kakushi, soe, soe-uke, mikoshi, nagashi dan maeoki
Shoka adalah rangkaian ikebana yang tidak terlalu formal tapi masih tradisional. Gaya ini difokuskan pada bentuk asli tumbuhan. Ada 3 unsur utama dalam gaya Shoka yaitu : shin, soe, dan tai. Sesuai dengan perkembangan zaman, sesudah Restorasi Meiji 1868, gaya ini lebih berkembang karena adanya pengaruh Eropa Nageire arti bebasnya “dimasukan” (rangkaian dengan vas tinggi dengan rangkaian hampir bebas)dan Moribana. rangkaian menggunakan wadah rendah dan mulut lebar). Lalu pada tahun 1977 lahir gaya baru yaitu Shoka Shimputai, yang lebih modern, terdiri dari 2 unsur utama yaitu shu dan yo, dan unsur pelengkapnya, ashirai.
Jiyuka adalah rangkaian Ikebana bersifat bebas dimana rangkaiannya berdasarkan kreativitas serta imaginasi. Gaya ini berkembang setelah perang dunia ke-2. Dalam rangkaian ini kita dapat mempergunakan kawat,logam dan batu secara menonjol.
Perlengkapan

Hampir sama dengan peralatan merangkai bunga gaya eropa, dalam Ikebana kita memerlukan kawat dari berbagai ukuran (ketebalan kawat), gunting (gunting khusus ikebana), Floral tape (warna hijau dan coklat),selotip. Juga tang bunga (utk mematahkan), kenzan yaitu alas berduri tajam tempat mencucukan bunga, juga semacam pipet besar untuk mengambil air yang lama di vas ketika kita hendak mengganti airnya, batu-batuan kecil juga bisa dipergunakan bila kita mempergunakan vas/wadah/suiban tinggi.

Jumat, 21 Juni 2013

photoshop

niatannya sih latian photoshop....
hasilnya ya sekedarnya kaya gini ...
wisudawati in cartoon










少ない ノート

latihan buat ngepost ngepost sesuatu..

i hope that it will be nice ^^

ganbare yo..