Kamis, 12 Desember 2013
Senin, 02 Desember 2013
lirik lagu KOINIOCHITE_OLIVIA
05.49
Moshimo negai ga kanau nara
Toiki wo shiroi bara ni kaete
Aenai hi ni wa heyajuu ni kazarimashou
Anata wo omoinagara
Darling, I want you aitakute
Tokimeku koi ni kakedashi sou na no
Maigo no you ni tachisukumu
Watashi wo sugu ni todoketakute
Daiyaru mawashite te wo tometa
I'm just woman
Fall in love
If my wishes can be true
Will you change my sighs
To roses, whiter roses
Decorate them for you
Thinkin' 'bout you every night
And find out where I am
I am not
Livin' in your heart
Darling, I need you dou shite mo
Kuchi ni dasenai negai ga aru no yo
Doyou no yoru to nichiyou no
Anata ga itsumo hoshii kara
Daiyaru mawashite te wo tometa
I'm just woman
Fall in love
Darling, you love me ima sugu ni
Anata no koe ga kikitaku naru no yo
Riyote de hoho wo osaete mo
Tohou ni kureru yoru ga kirai
Daiyaru mawashite te wo tometa
I'm just a woman
Fall in love
Toiki wo shiroi bara ni kaete
Aenai hi ni wa heyajuu ni kazarimashou
Anata wo omoinagara
Darling, I want you aitakute
Tokimeku koi ni kakedashi sou na no
Maigo no you ni tachisukumu
Watashi wo sugu ni todoketakute
Daiyaru mawashite te wo tometa
I'm just woman
Fall in love
If my wishes can be true
Will you change my sighs
To roses, whiter roses
Decorate them for you
Thinkin' 'bout you every night
And find out where I am
I am not
Livin' in your heart
Darling, I need you dou shite mo
Kuchi ni dasenai negai ga aru no yo
Doyou no yoru to nichiyou no
Anata ga itsumo hoshii kara
Daiyaru mawashite te wo tometa
I'm just woman
Fall in love
Darling, you love me ima sugu ni
Anata no koe ga kikitaku naru no yo
Riyote de hoho wo osaete mo
Tohou ni kureru yoru ga kirai
Daiyaru mawashite te wo tometa
I'm just a woman
Fall in love
Selasa, 24 September 2013
Kanji no bushu ( Jumlah coretan bushu )
16.04
Sesuai dengan letaknya bushu diklasifikasikan dalam 7 kelompok, yaitu :
1. Hen, bushu yang terletak di sebelah kiri kanji2. Tsukuri, bushu yang terletak di sebelah kanan kanji
3. Kanmuri bushu yang terletak di sebelah atas kanji
4. Ashi bushu yang terletak di sebelah bawah kanji
5. Tare bushu yang terletak di sebelah atas dan menyambung ke samping kiri kanji
6. Kamae bushu yang terletak di sekeliling / mengelilingi kanji
7. Nyoo bushu yang terletak di sebelah kiri dan menyambung ke bawah kanji
Macam-macam Bushu
Dari 7 kelompok bushu yang terdapat dijabarkan dalam kamus kanji (Kanwa Jiten) tersusun dalam 236 macam bushu yang ditulis berdasarkan jumlah coretannya dari coretan yang paling sedikit yaitu 1 coretan sampai dengan coretan yang terbanyak yaitu 17 coretan. Untuk lebih mengenal macam-macam bushu berdasarkan jumlah coretabbnya, penulis mengutipnya dalam indek bushu (bushu sakuin) sebagai berikut :Bushu dengan 1 coretan berjumlah 7 buah, meliputi :
一 丨 丶 丿 乙 乚 亅.
Bushu dengan 2 coretan berjumlah 22 buah, meliputi :
二 亠 人 イ 儿 入 八 冂 冖 冫 几 凵 刀 刂力 勹 匕 匸 十 卜 卩 厂 厶 又
Bushu dengan 3 coretan berjumlah 40 buah,meliputi :
口 匚 囗 土 士 夂 夊 夕 大 女 子 宀 寸 小 尢 尸 屮 山
巛 川 工 己 巳 巾 干 幺 广 廴 廾 弋 弓 彑 彐 彡 彳 忄
扌 氵 犭 辶
Bushu dengan 4 coretan berjumlah 41 buah,meliputi :
心 戈 戸 手 支 攴 攵 文 斗 斤 方 旡 无 日 曰 月 木
欠
止 歹 殳 毌 毛 氏 气 水 火 灬 爪 爫 父 爻 爿 片 牙 牜
犬 尣 王 礻 辶
Bushu dengan 5 coretan berjumlah 25 buah,meliputi :
玄 玉 瓜 瓦 甘 生 用 田 疋 疒 癶 白 皮 皿 矛 矢 石 礻
禾 穴 立 氺 牙 罒 衤
Bushu dengan 6 coretan berjumlah 26 buah,meliputi :
竹 米 糸 羊 羽 老 老 而 耒 耳 聿 肉 自 至 臼舌 舛 舟
色 虍 虫 血 行 衣 西 瓜
Bushu dengan 7 coretan berjumlah 25 buah,meliputi :
臣 見 角 言 谷 豆 豕 豸 貝 赤 走 足 身 車 辛 辰 辵 邑
酉 釆 里 臼 舛 镸 麦
Bushu dengan 8 coretan berjumlah 9 buah,meliputi :
金 門 阜 隶 隹 雨 青 非 斉
Bushu dengan 9 coretan berjumlah 11 buah,meliputi :
面 革 韋 韭 音 頁 風 飛 食 首 香
Bushu dengan 10 coretan berjumlah7 buah,meliputi :
馬 骨 高 髟 鬲 鬼 竜
Bushu dengan 11 coretan berjumlah 9 buah,meliputi :
魚 鳥 鹵 鹿 麥 麻 黄 黒 亀
Bushu dengan 12 coretan berjumlah 4 buah,meliputi : 黍 黒 黹 歯
Bushu dengan 13 coretan berjumlah 3 buah,meliputi : 黽 鼎 鼠
Bushu dengan 14 coretan berjumlah 2 buah,meliputi : 鼻 齊
Bushu dengan 15 coretan berjumlah 1 buah,meliputi : 齒
Bushu dengan 16 coretan berjumlah 2 buah,meliputi : 龍 龜
Bushu dengan 17 coretan berjumlah 1 buah,meliputi :龠
Jumat, 05 Juli 2013
Ikebana,Seni merangkai bunga khas Jepang
03.31
Ikébana (生花) adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput-rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Ikebana berasal dari Jepang tapi telah meluas ke seluruh dunia. Dalam bahasa Jepang, Ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (華道, ka, bunga; do, jalan kehidupan) yang lebih menekankan pada aspek seni untuk mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga.
Di dalam Ikebana terdapat berbagai macam aliran yang masing-masing mempunyai cara tersendiri dalam merangkai berbagai jenis bunga. Aliran tertentu mengharuskan orang melihat rangkaian bunga tepat dari bagian depan, sedangkan aliran lain mengharuskan orang melihat rangkaian bunga yang berbentuk tiga dimensi sebagai benda dua dimensi saja.
Pada umumnya, bunga yang dirangkai dengan teknik merangkai dari Barat (flower arrangement) terlihat sama indahnya dari berbagai sudut pandang secara tiga dimensi dan tidak perlu harus dilihat dari bagian depan.
Berbeda dengan seni merangkai bunga dari Barat yang bersifat dekoratif, Ikebana berusaha menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan warna. Ikebana tidak mementingkan keindahan bunga tapi pada aspek pengaturannya menurut garis linier. Bentuk-bentuk dalam Ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi, dan manusia.
Bunga yang dirangkai cara Ikebana
Asal-usul
Asal-usul Ikebana (いけばな) adalah tradisi mempersembahkan bunga di kuil Buddha di
Jepang. Ikebana berkembang bersamaan dengan perkembangan agama Buddha di Jepang
di abad ke-6.
Ada penelitian yang mengatakan
Ikebana berasal dari tradisi animisme orang zaman kuno yang menyusun kembali tanaman
yang sudah dipetik dari alam sesuai dengan keinginannya. Di zaman kuno, manusia
merasakan keanehan yang terdapat pada tanaman
dan mengganggapnya sebagai suatu misteri. Berbeda dengan binatang yang langsung
mati setelah diburu, bunga atau bagian tanaman yang sudah dipetik dari alam
bila diperlakukan dengan benar tetap mempertahankan kesegaran sama seperti
sewaktu masih berada di alam. Manusia yang senang melihat "keanehan"
yang terjadi kemudian memasukkan bunga atau bagian tanaman yang sudah dipotong
ke dalam vas bunga. Manusia zaman
kuno lalu merasa puas karena menganggap dirinya sudah berhasil mengendalikan
peristiwa alam yang sebelumnya tidak bisa dikendalikan oleh manusia.
Ketakjuban manusia terhadap tumbuhan
yang dianggap mempunyai kekuatan aneh juga berkaitan dengan pemujaan tanaman
yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen). Manusia zaman dulu
yang tinggal di negeri empat musim percaya bahwa kekuatan misterius para dewa
menyebabkan tanaman selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan tidak merontokkan
daunnya di musim dingin.
Sejarah
seni merangkai bunga
Menurut literatur klasik seperti Makura
no sōshi yang bercerita tentang adat istiadat Jepang, tradisi mengagumi
bunga dengan cara memotong tangkai dari sekuntum bunga sudah dimulai sejak zaman Heian.
Pada mulanya, bunga diletakkan di dalam wadah yang sudah ada sebelumnya dan
kemudian baru dibuatkan wadah khusus untuk vas bunga.
Ikebana dalam bentuk seperti
sekarang ini baru dimulai para biksu di kuil Chōhōji Kyoto pada pertengahan zaman
Muromachi. Para biksu kuil Chōhōji secara turun temurun tinggal di kamar (bō)
di pinggir kolam (ike), sehingga aliran baru Ikebana yang dimulainya
disebut aliran Ikenobō.
Di pertengahan zaman Edo,
berbagai kepala aliran (Iemoto) dan guru besar
kepala (Sōke) menciptakan seni merangkai bunga gaya Tachibana
atau Rikka
yang menjadi mapan pada masa itu.
Di pertengahan zaman Edo hingga
akhir zaman Edo, Ikebana yang dulunya hanya bisa dinikmati kalangan bangsawan
atau kaum samurai
secara berangsur-angsur mulai disenangi rakyat kecil. Pada zaman itu, Ikebana
gaya Shōka (seika) menjadi populer di kalangan rakyat.
Aliran Mishōryū, aliran Koryū,
aliran Enshūryū dan aliran Senkeiryū melahirkan banyak guru besar dan ahli
Ikebana yang memiliki teknik tingkat tinggi yang kemudian memisahkan diri membentuk
banyak aliran yang lain.
Ikebana mulai diperkenalkan ke Eropa pada akhir zaman Edo
hingga masa awal era Meiji
ketika minat orang Eropa terhadap kebudayaan Jepang sedang mencapai puncaknya.
Ikebana dianggap memengaruhi seni merangkai bunga Eropa yang mencontoh Ikebana
dalam line arrangement.
Sejak zaman Edo lahir banyak sekali
aliran yang merupakan pecahan dari aliran Ikenobō. Pada bulan Maret 2005 tercatat 392 aliran
Ikebana yang masuk ke dalam daftar Asosiasi Seni Ikebana Jepang.
Gaya
Rangkaian dalam Ikebana
Rikka (Standing Flower)adalah ikebana
gaya tradisional yang banyak dipergunakan untuk perayaan keagamaan. Gaya ini menampilkan
keindahan landscape tanaman. Gaya ini berkembang sekitar awal abad 16. Ada 7
keutamaan dalam rangkaian gaya Rikka, yaitu : shin, shin-kakushi, soe,
soe-uke, mikoshi, nagashi dan maeoki
Shoka adalah rangkaian ikebana yang tidak
terlalu formal tapi masih tradisional. Gaya ini difokuskan pada bentuk asli
tumbuhan. Ada 3 unsur utama dalam gaya Shoka yaitu : shin, soe, dan tai.
Sesuai dengan perkembangan zaman, sesudah Restorasi
Meiji 1868, gaya ini lebih berkembang karena adanya pengaruh Eropa Nageire arti bebasnya
“dimasukan” (rangkaian dengan vas tinggi dengan rangkaian hampir bebas)dan Moribana. rangkaian
menggunakan wadah rendah dan mulut lebar). Lalu pada tahun 1977 lahir gaya baru
yaitu Shoka Shimputai, yang lebih modern, terdiri dari 2 unsur utama yaitu shu
dan yo, dan unsur pelengkapnya, ashirai.
Jiyuka adalah rangkaian Ikebana bersifat
bebas dimana rangkaiannya berdasarkan kreativitas serta imaginasi. Gaya ini
berkembang setelah perang dunia ke-2. Dalam rangkaian ini kita dapat mempergunakan
kawat,logam dan batu secara menonjol.
Perlengkapan
Hampir sama dengan peralatan
merangkai bunga gaya eropa, dalam Ikebana kita memerlukan kawat dari berbagai
ukuran (ketebalan kawat), gunting (gunting khusus ikebana), Floral tape (warna
hijau dan coklat),selotip. Juga tang bunga (utk mematahkan), kenzan yaitu alas
berduri tajam tempat mencucukan bunga, juga semacam pipet besar untuk mengambil
air yang lama di vas ketika kita hendak mengganti airnya, batu-batuan kecil
juga bisa dipergunakan bila kita mempergunakan vas/wadah/suiban tinggi.
Langganan:
Postingan (Atom)